Pada era globalisasi
ini, teknologi perkembang dengan sangat pesat. Ia hamper menguaai seluruh
tatanan kehidupan. Pada era informasi yang semakin berkembang ini sumber daya
manusia yang kompeten dan memiliki jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan. Namun,
ketika berada dilapangan kenyataannya hanya sedikit orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan. Di sisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja
tidak tumbuh, dan bahkan bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan
perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari
kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya
memerlukan jiwa kewirausahaan.
Oleh karena
itu, agar perguruan tinggi mampu memenuhi tuntutan tersebut, berbagai inovasi
diperlukan diantaranya adalah inovasi pembelajaran dalam membangun generasi
technopreneurship di era globalisasi ini. Ada suatu pendapat bahwa, saat ini
sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya.
Sedangkan sebagian kecil yang telah memiliki jiwa kewirausahaan, umumnya karena
berasal dari keluarga pengusaha atau pedagang. Dalam kenyataan menunjukkan
bahwa kewirausahaan merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan.
Seseorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi
bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa
kewirausahaan. Proses pembelajaran yang merupakan inkubator bisnis berbasis
teknologi ini dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (20%) dan
Praktek (80%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu yang diperoleh dalam bidang
teknologi & industri. Inkubator bisnis ini dijadikan sebagai pusat kegiatan
pembelajaran dengan atmosfer bisnis yang kondusif serta didukung oleh fasilitas
laboratorium yang memadai.
Tujuan implementasi inovasi dari kegiatan inkubator bisnis berbasis
teknologi ini adalah menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa sebagai
peserta didik. Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi institusi adalah
tercapainya misi institusi dalam membangun generasi technopreneurship dan
meningkatnya relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sedangkan
manfaat bagi mitra kerja adalah terjalinnya kerja sama bisnis dan edukasi.
Kerjasama ini dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk sejenis yang
memiliki potensi ekonomi pasar yang cukup tinggi.
Proses globalisasi yang sedang terjadi saat ini, menuntut perubahan
perekonomian Indonesia dari resourced based ke knowledge based. Resource
based yang mengandalkan kekayaan dan keragaman sumber daya alam umumnya
menghasilkan komoditi dasar dengan nilai tambah yang kecil. Salah satu kunci
penciptaan knowledge based economy adalah adanya technology
entrepreneurs atau disingkat techno-preneur yang merintis bisnis baru
dengan mengandalkan pada inovasi. Hightech business merupakan contoh
klasik bisnis yang dirintis oleh technopreneurs.
Bisnis teknologi dunia saat ini didominasi oleh sektor teknologi
informasi, bioteknologi dan material baru serta berbagai pengembangan usaha
yang berbasiskan inovasi teknologi. Bisnis teknologi dikembangkan dengan adanya
sinergi antara teknopreneur sebagai pengagas bisnis, Perguruan Tinggi dan
lembaga penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, serta perusahaan modal
ventura yang memiliki kompetensi dalam pendanaan. Jumlah usaha kecil menengah
berbasis teknologi (UKMT) di Indonesia berkembang dengan pesat. Kecenderungan
peningkatan ini lebih didorong oleh terbatasnya peluang kerja di
industri-industri besar karena pengaruh krisis ekonomi dan mulai munculnya
technopreneurship di kalangan lulusan pendidikan tinggi teknik.
Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan akan semakin ketat,
sehingga sangat dibutuhkan kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas secara
langsung yang dapat meningkatkan daya saing UKMT di kemudian hari. Kesulitan
dan hambatan pada UKMT di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah
lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan.
Terlebih lagi, bagi pengusaha pemula, masalah ini akan terlihat lebih besar dan
menjadi kendala cukup besar dalam mengembangkan usahanya.
Sampai saat ini belum banyak institusi pemerintah maupun swasta
yang dapat memberikan dukungan secara langsung untuk pengembangan UKMT
khususnya bagi pengusaha pemula. Sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah yang
dapat memberikan dukungan langsung berupa fasilitas-fasilitas yang dapat
membantu UKMT khususnya membantu pengusaha pemula dalam melaksanakan dan
mengembangkan usahanya.
Dalam rangka turut serta membantu dan mendukung secara langsung
kegiatan UKMT khususnya kegiatan pengusaha pemula, maka dipandang sangat perlu
untuk dapat membangun suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung
secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi
produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut,
diharapkan UKMT khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan
usahanya lebih cepat dan terarah.
Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki
kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak
bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi
atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu
juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK,
sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan
kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan
anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.