KONSEP DASAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN SEJARAH
PERKEMBANGANNYA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknologi
Pendidikan
Dosen
Pengampu : Turno, M.Pd.
Disusun oleh:
1.
Diky
Yusuf Setiyadi (2117380)
2.
Nur
Kholish (2117317)
Kelas L
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh
dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni
dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi
yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi
dibidang kurikulum, sarana-prasarana, namum inovasi yang menyeluruh dengan
menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan.
Teknologi merupakan salah satu pemecahan masalah dalam dunia
pendidikan, karena dapat menembus batas ruang dan waktu. Integrasinya pun makin
kuat pada masa globalisasi teknologi dapat menjadi sarana penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia yang sangat memiliki berbagai pulau yang berjauhan dan
terpisah-pisah serta ragam budaya. Pemecahan masalah tersebut merupakan salah
satu kepentingan dari teknologi pendidikan.
Sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin
canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama.
Pembelajaran di sekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang
mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru tetap
dibutuhkan di kelas, sebagai desainer, motivator, pembimbing, dan sebagainya
dan tentunya sebagai sosok individu harus tetap dihormati. Teknologi Informasi
dan Komunikasi merupakan suatu kebutuhan karena dengan penggunaannya diharapkan
adanya peningkatan mutu belajar atau mengajar, peningkatan produktivitas atau
efisiensi dan akses, peningkatan sikap belajar yang positif, pengembangan
professional dan adanya peningkatan profil atau pengenalan Dengan demikian
diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan
global.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
teknologi pendidikan?
2.
Bagaimana sejarah
perkembangan teknologi pendidikan?
3.
Apa definisi
konseptual teknologi pendidikan?
4.
Apa peran dan fungsi
teknologi pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian teknologi pendidikan.
2.
Mengetahui sejarah perkembangan teknologi
pendidikan.
3.
Mengetahui definisi konseptual teknologi
pendidikan.
4.
Mengetahui peran dan fungsi teknologi
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi
berasal dari kata techne tata cara dan logos tata pengetahuan.
Secara harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan. Sehingga
pengertian teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan alat, metode, atau dengan sistem tertentu. Teknologi
merupakan sistem yang diciptakan manusia untuk suatu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Definisi AECT (
Association for Education Communication Technologi) 1977, Tekonologi pendidikan
adalah Proses komplek yang terintegrasi meliputi orang , prosedur, gagasan,
sarana, dan oraganisasi untuk menganalisa masalah, merancang melaksanakan ,
menilai, dan mengelola, pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Istilah teknologi pendidikan
sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar
dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran,
teknologi mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan
kemampuan manusia. Secara umum teknologi pembelajaran dapat diartikan sebagai
media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis.[1]
Dari pengertian
teknologi diatas dapat diketahui bahwa munculnya teknologi berawal dari
kebutuhan dan pekerjaan manusia yang semakin meningkat namun tidak adanya hal
yang dapat membantu terlaksananya pekerjaan itu, pada saat itulah teknologi
muncul sebagai solusi dari permasalahan yang butuh penanganan. Teknologi telah
membantu kita dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan
didalamnya.[2]
Teknologi
pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah
yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
B. Sejarah Perkembangan Teknologi Pendidikan
1.
Masa-masa awal
Menurut Finn,
kebudayaan kita adalah kebudayaan yang menghasilkan pengetahuan dan kebudayaan
itu lahir pada masa revolusi industri kedua, yang merupakan abad otomatisasi
dan abad tenaga atom. Teknologi instruksional mempunyai hubungan dengan
perkembangan itu, dan dapat dikatakan telah dimulai pada awal tahun 1920-an.[3]
Pada tahun 1920-an
sebagai awal teknologi pendidikan. Pembahasan diawali dengan adanya gerakan
serta definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan,
yaitu pengajaran visual.
2.
Pembelajaran visual
Yang dimaksud
dengan alat visual yaitu gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai
untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa dengan
tujuan untuk (1) memperkenalkan, menyusun, memperkaya atau memperjelas
konsep-konsep yang abstrak, (2) mengembangkan sikap yang diinginkan, dan (3)
mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
Aliran pembelajaran
visual didasarkan pada konsep penggunaan bahan visual untuk membuat lebih konkrit
konsep abstrak yang diajarkan. Disamping konsep “membuat konkrit” ini, aliran
pembelajaran visual menambahkan dua konsep yang masih bermanfaat hingga
sekarang. Pertama, aliran tersebut memperkenalkan gagasan untuk
mengklasifikasikan jenis alat-alat bantu visual dan tidak sekedar mendaftar
saja. Kedua, menekankan pentingnya pengintegrasian bahan visual ke dalam
kurikulum bukannya dipakai secara terpisah-pisah.
3.
Dari pembelajaran visual ke pembelajaran
audio-visual
Pembelajaran audio
visual menunjuk pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai guru untuk
menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. Pembelajaran audio
visual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non-verbal dalam proses
belajar.
Perkembangan pada
taraf ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan di luar pendidikan sendiri. Yang
pertama adanya “Mass Production Technology” dimana dapat diproduksi peralatan
dan bahan dalam jumlah yang besar, sehingga muncullah mesin yang digunakan di
bidang pendidikan, seperti kamera, proyektor, dan filmnya. Yang kedua
pengalaman yang diperoleh dalam kalangan angkatan bersenjata Amerika, dalam
rangka persiapan personal untuk Perang Dunia II, pada masa itu peralatan yang
membantu pelaksanaan latihan perang dikembangkan, seperti simulator, teaching
machine, proyektor film, dan lain-lain.
Satelit Domestik
Palapa dibangun
pada tahun 1975 yang merupakan suatu sistem satelit komunikasi yang
dikendalikan oleh sistem pengendali yang ada di bumi yang memiliki fungsi
sebagai sarana dalam berbagai aktifitas komunikasi.[4]
Beberapa contoh
alat-alat yang termasuk dalam area sistem komunikasi satelit domestik:
Radio
Penemu radio
pertama kali diawali dengan ditemukannya alat telegraf tanpa kawat oleh
Guilermo Marconi, yang kemudian dapat dikembangkan menjadi radio. Hal ini
terbantu oleh berhasil ditemukannya teori pembangkit gelombang elektromagnetik
di tahun 1846.
Televisi
Pertama kali
diperkenalkan oleh George Carey pada tahun 1875 yang dikenal dengan sebutan
televisi mekanis. Penemuan televisi didukung oleh adanya penemuan-penemuan alat
elektronik. Di Indonesia, televisi diperkenalkan pada tahun 1962, siaran
televisi pertama di Indonesia deberi nama Televisi Republik Indonesia yang
berfungsi untuk meliput pertandingan-pertandingan yang diadakan dalam Asian
Games.
Telepon
Pertama kali
ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Melalui telepon, manusia
bisa melakukan transaksi dan interaksi dengan orang lain yang dipisahkan dengan
jarak dan tempat yang berbeda, hanya dengan mendengarkan suara dari alat
telekomunikasi yang berupa telepon.
Internet
Internet merupakan
pengembangan drai teknologi komputer. Dengan internet, manusia dapat
mmemperoleh informasi-informasi aktual di dunia serta dapat melakukan
komunikasi dengan orang lain walaupun mereka sebelumnya tidak saling mengenal.
Melalui internet, kita dapat mengirim dan menerima informasi dari orang lain.
4.
Dari pembelajaran audio visual ke teori
komunikasi
Menurut Hoban,
pendekatan yang lebih bermanfaat untuk memahami dan meningkatkan efisiensi
dalam bidang audiovisual tampaknya terletak pada teori komunikasi.
Orientasi teknologi
pendidikan pada komunikasi mengubah kerangka teori bidang itu. Perhatian tidak
lagi dipusatkan pada “benda-benda” dalam bidang itu, melainkan kepada seluruh
proses komunikasi informasi mulai dari sumber (baik itu guru maupun bahan)
sampai ke penerima atau sasaran (si belajar).
Model yang
diciptakan teoritisi komunikasi merupakan model proses yang dinamis, yaitu
menunjukkan unsur-unsur yang terlibat dalam proses itu dan saling hubungan
diantarany. Jadi, melibatkan lebih banyak daripada sekedar bahan yang dipakai
untuk menyajikan pesan.
Ditinjau dari segi
komunikasi, si belajar (penerima) dan guru atau bahan (sumber) menjadi bagian
integral dari teknologi pendidikan. Kedua unsur tersebut tidak dipandang
sebagai suatu yang ada di luar bidang teknologi pendidikan.
Kelima macam indera
dianggap sebagai bagian dari proses komunikasi, suatu konsep yang lebih
menyeluruh daripada “pengalaman mata dan telinga” dalam aliran audio visual.
Semua jenis pesan yang menggunakan semua jenis kode (baik yang verbal,
simbolik, maupun yang dapat diraba), serta wujud konkrit yang terdapat dalam
aliran audio visual, dipandang sebagai bagian dari proses komunikasi, oleh
karenanya juga menjadi bagian dari teknologi pendidikan.
5.
Dari pembelajaran audiovisual ke konsep sistem
awal
Konsep sistem dalam
teknologi pendidikan menganggap sistem sebagai produk, tetapi bukan sebagai
yang terpisah-pisah seperti pada konsepsi bahan audiovisual, melainkan sebagai
produk yang lengkap, tersusun dan terintegrasi sedemikian rupa hingga
memungkinkan terjadinya pembelajaran secara lengkap.
Konsep sistem awal yang
berorientasi pada produk ini, paling jelas tampak pada faham yang memadukan
pengajaran individual dan massal, dengan pengajaran yang konvensional dalam
suatu sistem instruksional yang menggunakan konsep “kotak hitam”, yaitu apabila
proses instruksional dapat dipecah-pecah menjadi unsur-unsur (a) teknik
penyajian untuk massa, (b) pengajaran individual yang berlangsung dengan mesin,
(c) interaksi manusia, (d) belajar individual, dan (e) masa-masa kreatif, maka
unsur-unsur tersebut diperlakukan sebagai “kotak hitam” sistem instruksional.
Untuk setiap masalah instruksional kita perlu menciptakan sistem yang tepat yang
dirancang untuk mencapai tujuan yang sudah disepakati.
Konsep sistem awal
dari teknologi pendidikan telah memperkenalkan beberapa konsep baru yang
penting dalam bidang yang bersangkutan. Pertama, ditegaskan bahwa unit
dasar atau produk bidang tersebut
bukanlah bahan yang terpisah-pisah melainkan sistem instruksional yang lengkap.
Konsep kedua yang ada hubungannya, memandang masing-masing bahan sebagai
komponen sistem, dan bukan sesuatu alat bantu guru yang terpisah-pisah.
Ketiga, konsep ini
menunjukkan bahwa sistem instruksional berlangsung karena adanya suatu alasan.
Integrasi komponen-komponen ke dalam sistem harus dirancang. Tidaklah cukup
dengan sekedar menyatakan bahan-bahan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum.
Konsep sistem dengan jelas menyatakan bahwa pengintegrasian itu harus
berlandaskan masalah dan tujuan instruksional. Oleh karena itu dalam sistem
instruksional bahan perlu dirancang sebagai komponen untuk digunakan secara
sistematis, dalam situasi instruksional tertentu.
6.
Komunikasi audiovisual: perpaduan komunikasi
dan konsep sistem awal
Komunikasi
audiovisual itu melaksanakan: (a) penelitian tentang keunikan dan kelebihan
relatif dari pesan-pesan yang menggunakan gambar dan yang non-representatif
yang dapat digunakan untuk segala tujuan dalam proses belajar, dan (b)
penyusunan dan pengaturan pesan oleh orang dan instrumen dalam lingkungan
pendidikan.
Tujuan praktisnya
yaitu efisiensi pemanfaatan setiap metode dan media komunikasi yang dapat
menyumbang pengembangan potensi si-belajar secara penuh.
Definisi ini,
sebagai definisi resmi oleh DAVI (Department of Audio Visual Instruction dari
The National Education Association) tahun 1963, merupakan suatu perubahan
penting dalam paradigma dalam teknologi pendidikan, yaitu dari penekanan pada
bahan audiovisual sebagai alat bantu yang memberikan pengalaman konkrit, ke
arah penekanan pada proses komunikasi yang lengkap dan pemanfaatan sistem
pembelajaran yang lengkap.
Orientasi bidang
ini yang semula terletak pada “benda, indera, dan ujud konkrit”, digantikan
dengan konsep proses. “Konsep proses menentukkan saling hubungan antara
peristiwa sebagai sesuatu yang dinamik dan berkelanjutan , semua unsur dalam
proses saling berinteraksi dan saling mempengaruhi”.
Dapat disimpulkan
bahwa “teori belajar dan teori komunikasi menawarkan konsep-konsep dasar bagi
definisi bidang teknologi instruksional”
7.
Peralihan dari stimuli ke perilaku dan
penguatan
Sampai saat ini
mengajar dianggap sekedar pengaturan kemungkinan penguatan. Kejadian belajar
terjadi dengan adanya kemungkinan penguatan, yang mengandung tiga variabel,
yaitu (1) suatu kesempatan untuk terjadinya perilaku, (2) perilaku itu sendiri,
(3) akibat perilaku itu.
Kerangka teoritik
tentang teknologi pendidikan dari sundut pandangan komunikasi audiovisual lebih
memberikan perhatian pada stimuli, atau pesan yang disampaikan kepada
si-belajar. Sedangkan fakta tentang adanya tanggapan si-belajar dan umpan balik
atas tanggapan itu, hanya disinggung secara sepintas.
8.
Pemanfaatan peralatan
Secara sederhana,
dapat dikatakan bahwa peranan guru selaku mekanisme penguat, sudah tidak
berlaku lagi. Aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan
sebagai alat penyaji, tetapi untuk penguat. Kecuali itu juga diajukan bahwa
untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru.
9.
Dari presentasi bahan ke mesin pengajar dan pembelajaran terprogram
Alat bantu
audiovisual melengkapi dan bahkan dapat melakukan salah satu fungsi guru, yaitu
menyajikan bahan pelajaran kepada si-belajar, tetapi pada fungsi yang lain ,
alat-alat itu tidak atau sedikit saja sumbangannya. Untuk menimbulkan perilaku
khusus, peralatan itu harus dihubungkan dengan perilaku si-belajar melalui cara
tertentu, prinsip yang mendasari belajar, menurut Skinner:
a.
Perkuat respon siswa secepatnya dan sesering
mungkin
b.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri
c.
Perhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan
yang koheren dan terkendalikan
d.
Diperlukan adanya partisipasi dengan
memberikan jawaban.
Mesin pengajar
Skinner dan aliran pembelajaran terprogram yang mengikutinya, merupakan
aplikasi konsep yang menginginkan agar peralatan dan bahan itu bukan sekedar
untuk menyajikan informasi; peralatan dan bahan itu perlu dihubungkan dengan
perilaku siswa.[5]
C. Definisi Konseptual Teknologi
Pendidikan
Teknologi pendidikan adalah proses
yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara/jalan pemecahan masalah
yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan,
pemecahan masalah itu nampak dalam bentuk semua Sumber belajar yang didisain,
dan/atau dipilih dan/atau di manfaatkan. Untuk keperluan belajar ;
sumber-sumber ini meliputi Pesan, Orang, Bahan, Alat, Teknik, Dan latar
(setting/ lingkungan). Proses analisis masalah, dan mencari jalan pemecahan,
mengimplementasikan/ pelaksanaan dan mengevaluasi pemecahan disebut sebagai Fungsi
pengembangan pendidikan dalam bentukRiset-Teori, desain, Produksi,
Evaluasi-seleksi, Logistik, dan Pemanfaatan dan Penyebarluasan. Proses
pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diindentifkasi sebagai Fungsi
Pengelolaan Pendidikan meliputi Pengelolaan Organisasi dan Pengelolaan
Personal.[6]
Komponen Sumber Belajar / Sistem
intruksional
Sumber belajar (untuk teknologi
Pendidikan) yaitu semua sumber (yang meliputi data, orang , dan barang ) yang
mungkin digunakan oleh si-belajar baik secara sendiri-sendiri maupun dalam
bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberi kemudahan dalam
belajar. Sumber-sumber itu meliputi pesan , Orang, Bahan, Alat, Teknik, dan
Latar. Ada dua jenis sumber belajar: (a) sumber yang didesain
yaitu sumber-sumber yang secara khusus dikembangkan sebagai “ komponen
sistem instruksional’’ yang diharapkan dapat membantu kemudahan kegiatan
belajar yang bersifat formal dan mempunyai tujuan tertentu, dan (b) sumber yang
dimanfaatkan yaitu sumber-sumber yang
tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat di
temukan , diterapkan, dan di gunakan untuk keperluan belajar.
Konsep Sistem Intrusional (KSI) (untuk teknologi Intruksional )
yaitu sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dahulu dalam proses desain
atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombisikan menjadi sistem Intruksional
yang lengkap, untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan
terkontrol.[7]
D. Fungsi & Peran Teknologi
Pendidikan
Teknologi Informasi dan komunikasi
(TIK) memiliki beberapa fungsi utama yang di gunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu meliputi ;
1.
Tekonologi berfungsi sebagai alat (tool),
yaitu alat siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah data ,
mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat data base, membuat program
administrative untuk siswa, dan staf, data kepegawaian, keuangan, dan sebagainya.
2.
Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
(science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagiaan dari disiplin ilmu yang
harus dikuasai oleh siswa, misalnya dalam pembelajaran di sekolah sesuai
pembelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa
kompetensinya.
3.
Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat
bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai
sebuah kompetensi yang melalui computer.
Peran dan Fungsi teknologi
informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia
pendidikan, beradasarkan studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia
pendidikan terkemuka di Amerika, Alvi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa
tujuan pemanfaatan TI, yaitu:
a) Memperbaiki competitive
positioning
b) Meningkatkan kualitas pembelajaran
dan pengajaran
c) Meningkatkan pendapatan
d) Mengurangi biaya operasi dan
mengembangkan produk dan layanan baru.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi
pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah
yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Sejarah
Perkembangan Teknologi Pendidikan pada tahun 1920-an sebagai awal teknologi
pendidikan. Pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi formal
pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan, yaitu pengajaran visual.
Kemudian dari
pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual yang memberikan tekanan pada
pengalaman konkrit atau non-verbal dalam proses belajar. Kemudian dari
pembelajaran audiovisual ke teori komunikasi, kemudian dari pembelajaran auddiovisual
ke konsep sistem awal, kemudian komunikasi audiovisual: perpaduan komunikasi
dan konsep sistem awal, kemudian peralihan dari stimuli ke perilaku dan
penguatan, kemudian pemanfaatan peralatan, kemudian dari presentasi bahan ke mesin pengajar dan pembelajaran terprogram.
Proses analisis masalah, dan
mencari jalan pemecahan, mengimplementasikan/ pelaksanaan dan mengevaluasi
pemecahan disebut sebagai Fungsi pengembangan pendidikan dalam
bentukRiset-Teori, desain, Produksi, Evaluasi-seleksi, Logistik, dan
Pemanfaatan dan Penyebarluasan. Proses pengarahan atau koordinasi satu atau
lebih fungsi ini diindentifkasi sebagai Fungsi Pengelolaan Pendidikan meliputi
Pengelolaan Organisasi dan Pengelolaan Personal.
Teknologi Informasi dan komunikasi
(TIK) memiliki beberapa fungsi utama yang di gunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu meliputi ;
1.
Tekonologi berfungsi sebagai alat (tool),
2.
Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
(science).
3.
Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat
bantu untuk pembelajaran (literacy).
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar lebih baik kedepannya dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setijadi. 1986. Definisi
Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Yuberti. 2015. Dinamika
Teknologi Pendidikan. Bandar Lampung: LP2M.
http;//khoirulanwar1.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-tekonologi-pendidkan.html?m=1.
Diakses pada tgl 26-2-19 jam 19;34.
http;//khoirulanwar1.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-tekonologi-pendidkan.html?m=1.
Diakses pada tgl 26-2-19 jam 19;34.
[1]
http;//khoirulanwar1.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-tekonologi-pendidkan.html?m=1.
Diakses pada tgl 26-2-19 jam 19;34.
[2] Yuberti, Dinamika Teknologi Pendidikan,(Bandar
Lampung:LP2M,2015), hlm. 89
[3] Setijadi, Definisi Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo
Persada, 1986), hlm. 32
[4] Op.Cit.,Dinamika pendidikan......hlm. 68
[5] Op.Cit., Definisi Teknologi Pendidikan..... hlm. 49
[6] Op.Cit., Definisi Teknologi Pendidikan........hlm 75
[7]Ibid., Hlm 72-75
[8]
http;//khoirulanwar1.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-tekonologi-pendidkan.html?m=1.
Diakses pada tgl 26-2-19 jam 19;34.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar