Selasa, 02 April 2019

Makalah Teknologi Pendidikan Kelompok 5


PEMANFAATAN MEDIA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Turno, M.Pd.




Disusun oleh :
1.      Dina Habibah Kuniati       (2117351)
2.      M. Malik Nabil Ali            (2117328)
3.      Shulkha Mufida                (2117079)



Kelas L
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Proses belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa. sehingga siswa sulit memahami materi yang diajarkan oleh guru dan terkadang gurupun sulit untuk mengajarkan bahan ajar kepada murid. Dalam hal ini media berperan untuk menjadikan pembelajaran dikelas menjadi menyenangkan dan kondusif. Penggunaan media yang tepat mampu merangsang peserta didik memiliki semangat belajar. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media. Pada pembelajaran yang menggunakan media siswa dapat mendemontrasikan atau mensimulasikan materi yang didapatkan. Sehingga materi yang diterima siswa dapat masuk dalam dirinya yang mana siswa tersebut mampu menerapkannya dalam kehdupan sehari-hari. Disinilah guru memliki tugas untuk memodifikas antara materi ajar dan media pembelajaran.
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain,
1.      Apa pengertian dan kegunaan media pembelajaran?
2.      Apa saja prosedur dalam memilih media?
3.      Bagaimana keefektivan penggunaan media dalam pembelajaran PAI?
C.     TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1.      Mengerti dan memahami media pembelajaran dan kegunaannya
2.       Dapat memilih dan menggunakan media pendidkan secara tepat.
3.      Dapat menggunakan media pendidikan secara efektif dalam pembelajaran PAI



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa Latin dan jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Association of Education and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sedangkan menurut Briggs media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar misalnya buku, film, kaset, film bingkai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari guru kepada murid sehingga terjadi sebuah proses pembelajaran.[1] Adapun kegunaan dari media pembelajaran antara lain,
a.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c.       Penggunaan media pendidikan yang tepat dan bervariasi mampu mengatasi sikap pasif perserta didik.[2]
d.      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
f.       Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan berjalan dengan optimal. Sehingga seorang guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan masing-masing media agar dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Adapun kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton antara lain,
a.       Penyampaian pesan pembelajaran lebih berstandar
b.      Pembelajaran lebih menarik
c.       Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.      Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.       Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.       Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.      Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran
h.      Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.[3]
Media memiliki dua peranan penting dalam pembelajaran yaitu, media sebagai sebagai alat bantu mengajar atau dependent media dan media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut independent media.[4]
B.     KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Berikut beberapa klasifikasi dari media pendidikan menurut Wilbur Schramm, Gagne, Allen, Gerlach dan Ely, Ibrahim, Edgar Dale, serta Heinich dkk, sebagai berikut,
a.       Menurut Schramm media dikelompokkan menurut kemampuan daya liputannya yaitu, pertama, liputan luas dan serentak seperti TV, radio, facsmile. Kedua, liputan terbatas pada ruang seperti film video, slide, poster, audio tape. Ketiga, media ntuk belajar individual seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan telepon.
b.      Menurut Gagne media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu benda yang didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar.
c.       Menurut Allen media dikelompokkan menjadi sembilan yaitu, visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, an sajian lisan.
d.      Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya yaitu, benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram dan simulasi.
e.       Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya yaitu, media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, dan media proyeksi.[5]
f.       Menurut Edgar Dale media diklasifikasikan berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh peserta didik yaitu, pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman yang bersifat abstrak. Klasifikasi ini sering dikenal dengan sebutan kerucut pengalaman.
g.      Menurut Heinich dan kawan-kawan mengklasifikasikan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media video, media berbasis komputer, dan multimedia kit.[6]
Berdasarkan pengklasifikasian media pembelajaran tersebut akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajaran akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.[7]
C.     MODEL ATAU PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA
Menurut profesor Ely pemiliham media sebaiknya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Meskipun isi dan tujuannya telah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Berikut sedikit akan dijelaskan mengenai kriteria pemilihan media yaitu,
1.      Hubbard menyebutkan sembilan kriteria antara lain, biaya, ketersediaan fasilitas pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan,kemampuan untuk diubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan.
2.      Thorn mengusulkan enam kriteria yaitu, kemudahan navigasi, kandungan kognisi, pengetahua dan presentasi informasi, integrasi media, memiliki tampilan yang artistik, dan yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan.[8]
Adapun model atau prosedur dalam pemilihan media yaitu sebagai berikut,
a.       Model flowchart yang mengunakan sistem pengguguran dalam pengambian keputusan pemilihan.
b.      Model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
c.       Model checklist yaitu menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya  dipertimbangkan.[9]

D.    JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Ada banyak sekali jenis media yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran misalnya media nonproyeksi, proyeksi, media yang berbasis audio dan audio visual, media berbasis komputer dan media yang berbasis internet. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis media tersebut.
1.      Media nonproyeksi
Media ini sering disebut sebagai media pameran atau displayed media. Golongan media nonproyeksi antara lain,
a.       Relia, yaitu benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Ciri media relia adalah benda asli yang masih berada dalam keadaan utuh dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Selain itu relia dapat dimodifikasi dengan tiga cara antara lain, cutaways (potongan), specimen (contoh), exhibit (pameran).
b.      Model. Tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media relia karena keterbatasan penyediaannya alternatifnya pemanfaatan media yang menyerupai relia adalah model. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala pengadaan relia seperti harga yangtingg atau bendayang sulit digunakan sebagai relia. Model dapat ditampilkan dalam wujud sederhana untuk mempermudah proses kegiatan pembelajaran.
c.       Bahan grafis. Sebuah media grafis yang membutuhkan biaya relatif rendah atau bahkan tidak memerlukan biaya sama sekali. Jenis media grafis antara lain, gambar diam, sketsa, diagram, grafik, charts, dan poster.[10]
d.      Papan display. Gambar yang kadangkala tidak diroyeksikan membutuhkan tempat mendisplay atau memajang. Papan untuk mendisplay antara lain, papan tulis, whiteboards, copyboards, dan bulletin boards, yang mana dapat digunakan sesuai kebutuhan.
2.      Media proyeksi
Media yang tergolong sebagai media proyeksi adalah overhead transparansi (OHT), slide, filmstrip, dan opaque. Media tersebut diproyeksikan mengunakn alat khusu yang dinamakan projektor. Namun seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan video dapat diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus yaitu LCD.
3.      Media audio dan audiovisual
Media audio merupakan media yag sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas serta mudah dibawa. Misalnya penggunaan media audio untuk pelajaran bahasa, kita bisa membandingkan pengucapan kita dengan pengucapan yang ada pada kaset. Bentuk penyajian audio kaset dapat dikembangkan menjadi media yang tidak hanya didengar namun juga dapat dilihat.
Apa yang didengar dan dilihat berkaitan satu sama lain dan saling menguatakan atau lebih dikenal dengan sebutan terintegrasi. Sesuatu yang dapat dapat dilihat tersebut disesuaikan dengan apa yang didengar misalnya berupa media cetak seperti gambar, grafis, peta, foto, diagram, tabel dan lain sebagainya. Informasi yang didapat dari pendengaran dan penglihatan mampu memperkuat informasi yang didapat oleh siswa.
Media audiovisual memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak peserta didik melalang buana kemana saja walau dibatasi dengan ruang kelas. Pengajar dapat memilih program-program yang sesuai dengan materi pelajaran, menyaksikan bersama diruang kelas kemudian mendiskusikannya.[11]
4.      Media berbasis komputer
Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis komputer.[12] Penggunaan media perlu memperhaikan beberapa teknik agar dapat digunakan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Arief S. Sadiman dalam bukunya mengatakan bahwa ditinjau dari proses dan kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis yaitu, media yang dimanfaatkan atau digunakan oleh guru, yaitu media yang sudah ada dipasaran dalam keadaan siap pakai atau siap digunakan oleh guru (media by utilization) dan media yang sengaja didesain atau dirancang oleh guru secara khusus untuk keperluan dan tujuan pembelajaran tertentu. Dari pernyataan tersebut dapat dikategorikan bahwa komputer merupakan media yang sengaja didesain sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan, merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Multimedia berbasis komputer ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan atau kompetensi tertentu misanya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi resiko jatuh.[13]  
Multimedia kit, dapat diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu topik atau materi tertentu, yang dilengkapi dengan study guide, lembar kerja dan modul. Multmedia kit dapat juga digunakan langsung oleh peserta didik baik secara berkelompok maupun individual dalam melakukan eksperimen mengenai prinsip dan mekanisme kerja suatu benda. Tujuan utama penggunaan multimedia kit yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamai secara langsung dan melakukan eksperimen, meningkatkan rasa ingin tahu, dan memberikan suatu keputusan terhadap apa yeng telah diuji cobakan.[14]    
5.      Media berbasis internet
Jaringan komputer telah memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih luas, lebih interaktif dan lebih fleksibel. Peserta didik dapat melakukan proses belajar tanpa dibatas oleh ruang dan waktu, artiny jika ada fasilitas jaringan, peserta didik dapat melakukan proses belajar dimana dan kapan saja. Kelebihan adanya jaringan komputer adalah adaya kemungkinan bagi peserta didik untuk melakukan interaksi dengan peserta didik, dan dengan pengajar diluar ruang kelas.
Saat ini tekonologi internet telah memungkinkan setiap orang memperoleh akses yang lebih besar terhadap beragam informasi yang tersedia. Tekonologi ini telah dimanfaatkan secara luas mulai dari tingkat penddikan dasar samapi pada jenjang yang lebih tinggi. Pemanfaatan komputer tersebut daat digunakan secara bervariasi, pebelajaran dapat dlakukan secara penuh melaui komputer, namun dapat pula dikombinasikan dengan tatap muka  yang telah menjadi bagian dari proses pembelajaran.[15] 
E-learnng merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web based learning), pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual dan atau kelas digtal. Materi-materi dalam pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit, TV interaktif serta CD-ROM. Adapun karakteristk dari e-learning yaitu, interaktivitas, kemandirian, aksesbilitas, dan pengayaan.[16]   
E.     EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI DENGAN MEDIA
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam, dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.[17] Alasan penggunaan teknologi informasi sangat bepengaruh dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI antara lain,
a.       Membantu memotivasi peserta didik untuk belajar secara lebih menyenangkan
b.      Memustkan peserta didik berperan aktif dalam pembelajarannya karena peserta ddik dapat belajar sesuai tahap kemampuan sendiri dan dapat mengulangi materi yang ingin dipelajari beberapa kali sampai mereka paham.
c.       Membolehkan peserta didik memperoleh informasi secara lebih mudah
d.      Menyediakan peluang belajar secara penemuan dan menjadikan peserta didik lebih mandiri
e.       Peserta didik belajar lebih spontan, lebih natural dan berkesan berdasarkan model yang disukainya
f.       Menggabungkan berbagai media teknologi dapat mengembangkan pengalaman peserta didik dengan menelaah pembelajaran sendiri dan tidak hanya menunggu untuk memperoleh informasi secara pasif.
Adapaun lima tahap penggunaan teknologi seperti komputer akan mempengaruhi perkembangan Pendidikan Agama Islam yaitu,
a)      Memperluas ruang lingkup paradigma ilmu pendidikan Islam, baik dinegara Islam maupun bukan Islam.
b)      Mewujudkan integrasi pendidikan Islam dengan pendidikan modern dan juga dengan bidang-bidang lainya seperti sains, ekonomi, sosial dan bidang profesional lainnya.
c)      Menggunakan dan mengeksploitas semua bentuk teknologi yang ada secara positif untuk menjadikan pendidikan Islam sebagai dasar pengkajian ilmu pendidikan atau ilmu lainnya
d)     Mewujudkan suatu rangkaian pendidikan Islam sedunia
e)      Membina konsep ketauhidan ilmu[18]
Dalam proses pembelajaran, menggunakan media merupakan hal yang harus dilakukan, agar proses pembelajaran berjalan secara mengasyikkan. Hal tersebut dikarenakan mengajar merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui melalui pengalaman-pengalaman. Baik pengalaman langsung maupun tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktifitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Misalnya memberikan pengalaman pelaksanaan wudhu, sholat berjamaah, manasik haji, maka guru menyediakan tempat dan membimbingnya. Atau mungkn juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajarinya misalnya, melihat dan mempelajar candi borobudur, pengalaman melihat ka’bah dan lain sebagainya.[19]


BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari guru kepada murid sehingga terjadi sebuah proses pembelajaran. Adapun kegunaan dari media pembelajaran antara lain,
a.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c.       Penggunaan media pendidikan yang tepat dan bervariasi mampu mengatasi sikap pasif perserta didik.
d.      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
f.       Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran.
Adapun model atau prosedur dalam pemilihan media yaitu sebagai berikut,
1.      Model flowchart yang mengunakan sistem pengguguran dalam pengambian keputusan pemilihan.
2.      Model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.      Model checklist yaitu menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya  dipertimbangkan
Keefektivan pembelajaran PAI dapat dilihat dari tingkah laku peserta didik, apakah materi yang diterima itu dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAI menggunakan media dapat berjalan lebih efektif dikarena siswa berperan aktif dalam pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.
Gunawan, Heri. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Agama Islam. Bandung: Alfabeta.
Hamzah, dan Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Idris. 2015. “Efektivitas Penggunaan Teknologi nformasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Potensia. Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2015.
Rusman, dkk, 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman, Arief S. Dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


[1] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm., 6-7
[2] Ibid., Arief s. Sadiman, dkk... hlm., 17
[3] Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm, 5-7
[4][4] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm., 60
[5] Op.Cit., Daryanto.... hlm., 17-18
[6] Hamzah, dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm., 122-123
[7] Op.Cit., Daryanto... hlm., 18
[8] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm., 61
[9] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm., 6-7
[9] Ibid., Arief s. Sadiman, dkk... hlm., 87
[10] Hamzah, dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm., 125-131
[11] Ibid., Hamzah.... hlm., 131-136
[12] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm., 97
[13] Ibid., Rusman... hlm., 105-106
[14] Op.Cit., Hamzah... hlm., 139
[15] Ibid., Hamzah... hlm., 138-139
[16] Op.Cit., Rusman... hlm., 263
[17] Idris, “Efektivitas Penggunaan Teknologi nformasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Potensia. Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2015, hlm, 186

[18] Ibid., Idris... hlm., 188-189
[19] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm., 186