PEMANFAATAN MEDIA DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Teknologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Turno, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Dina
Habibah Kuniati (2117351)
2. M.
Malik Nabil Ali (2117328)
3. Shulkha
Mufida (2117079)
Kelas
L
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN
PEKALONGAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Proses belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang
abstrak dan diluar pengalaman siswa. sehingga siswa sulit memahami materi yang
diajarkan oleh guru dan terkadang gurupun sulit untuk mengajarkan bahan ajar
kepada murid. Dalam hal ini media berperan untuk menjadikan pembelajaran
dikelas menjadi menyenangkan dan kondusif. Penggunaan media yang tepat mampu
merangsang peserta didik memiliki semangat belajar. Penggunaan media dalam
pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media. Pada
pembelajaran yang menggunakan media siswa dapat mendemontrasikan atau
mensimulasikan materi yang didapatkan. Sehingga materi yang diterima siswa
dapat masuk dalam dirinya yang mana siswa tersebut mampu menerapkannya dalam
kehdupan sehari-hari. Disinilah guru memliki tugas untuk memodifikas antara materi
ajar dan media pembelajaran.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan
masalah dari makalah ini antara lain,
1.
Apa
pengertian dan kegunaan media pembelajaran?
2.
Apa
saja prosedur dalam memilih media?
3.
Bagaimana
keefektivan penggunaan media dalam pembelajaran PAI?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1.
Mengerti
dan memahami media pembelajaran dan kegunaannya
2.
Dapat memilih dan menggunakan media pendidkan
secara tepat.
3.
Dapat
menggunakan media pendidikan secara efektif dalam pembelajaran PAI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa Latin dan jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Association of Education
and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau
informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sedangkan menurut Briggs media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar misalnya buku, film,
kaset, film bingkai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari guru
kepada murid sehingga terjadi sebuah proses pembelajaran.[1] Adapun
kegunaan dari media pembelajaran antara lain,
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c.
Penggunaan
media pendidikan yang tepat dan bervariasi mampu mengatasi sikap pasif perserta
didik.[2]
d.
Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya.
e.
Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.
f.
Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan
berjalan dengan optimal. Sehingga seorang guru harus mengetahui karakteristik
dan kemampuan masing-masing media agar dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan. Adapun kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton antara
lain,
a.
Penyampaian
pesan pembelajaran lebih berstandar
b.
Pembelajaran
lebih menarik
c.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.
Waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.
Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan
f.
Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.
Sikap
positif siswa terhadap materi pembelajaran
h.
Peran
guru mengalami perubahan ke arah yang positif.[3]
Media memiliki dua peranan penting dalam pembelajaran yaitu, media
sebagai sebagai alat bantu mengajar atau dependent media dan media
sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri
atau disebut independent media.[4]
B.
KLASIFIKASI
MEDIA PEMBELAJARAN
Berikut beberapa klasifikasi dari media pendidikan menurut Wilbur
Schramm, Gagne, Allen, Gerlach dan Ely, Ibrahim, Edgar Dale, serta Heinich dkk,
sebagai berikut,
a.
Menurut
Schramm media dikelompokkan menurut kemampuan daya liputannya yaitu, pertama,
liputan luas dan serentak seperti TV, radio, facsmile. Kedua, liputan terbatas
pada ruang seperti film video, slide, poster, audio tape. Ketiga, media ntuk
belajar individual seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan
telepon.
b.
Menurut
Gagne media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu benda yang
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak,
film bersuara dan mesin belajar.
c.
Menurut
Allen media dikelompokkan menjadi sembilan yaitu, visual diam, film, televisi,
obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks
cetak, an sajian lisan.
d.
Menurut
Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya yaitu,
benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar
bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram dan simulasi.
e.
Menurut
Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan
perlengkapannya yaitu, media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi
tiga dimensi, media audio, dan media proyeksi.[5]
f.
Menurut
Edgar Dale media diklasifikasikan berdasarkan pengalaman belajar yang akan
diperoleh peserta didik yaitu, pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar
yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman yang bersifat abstrak.
Klasifikasi ini sering dikenal dengan sebutan kerucut pengalaman.
g.
Menurut
Heinich dan kawan-kawan mengklasifikasikan media berdasarkan bentuk fisiknya,
yaitu media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media video,
media berbasis komputer, dan multimedia kit.[6]
Berdasarkan pengklasifikasian media pembelajaran tersebut akan
mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media
yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan
karakteristik pembelajaran akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas
proses dan hasil pembelajaran.[7]
C.
MODEL
ATAU PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA
Menurut profesor Ely pemiliham media sebaiknya tidak terlepas dari
konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara
keseluruhan. Meskipun isi dan tujuannya telah diketahui, faktor-faktor lain
seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok
belajar, alokasi waktu dan sumber serta prosedur penilaiannya juga perlu
dipertimbangkan. Berikut sedikit akan dijelaskan mengenai kriteria pemilihan
media yaitu,
1.
Hubbard
menyebutkan sembilan kriteria antara lain, biaya, ketersediaan fasilitas
pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan,kemampuan untuk diubah,
waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan.
2.
Thorn
mengusulkan enam kriteria yaitu, kemudahan navigasi, kandungan kognisi,
pengetahua dan presentasi informasi, integrasi media, memiliki tampilan yang
artistik, dan yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan.[8]
Adapun model atau prosedur dalam pemilihan media yaitu sebagai
berikut,
a.
Model
flowchart yang mengunakan sistem pengguguran dalam pengambian keputusan
pemilihan.
b.
Model
matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai
seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
c.
Model
checklist yaitu menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan.[9]
D.
JENIS-JENIS
MEDIA PEMBELAJARAN
Ada banyak sekali jenis media yang dapat digunakan untuk menunjang
proses pembelajaran misalnya media nonproyeksi, proyeksi, media yang berbasis
audio dan audio visual, media berbasis komputer dan media yang berbasis
internet. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis media tersebut.
1.
Media
nonproyeksi
Media ini
sering disebut sebagai media pameran atau displayed media. Golongan
media nonproyeksi antara lain,
a.
Relia,
yaitu benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Ciri media relia adalah
benda asli yang masih berada dalam keadaan utuh dapat dioperasikan, hidup,
dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya.
Selain itu relia dapat dimodifikasi dengan tiga cara antara lain, cutaways (potongan),
specimen (contoh), exhibit (pameran).
b.
Model.
Tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media relia karena keterbatasan
penyediaannya alternatifnya pemanfaatan media yang menyerupai relia adalah
model. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mengatasi kendala pengadaan relia seperti harga yangtingg atau bendayang sulit
digunakan sebagai relia. Model dapat ditampilkan dalam wujud sederhana untuk
mempermudah proses kegiatan pembelajaran.
c.
Bahan
grafis. Sebuah media grafis yang membutuhkan biaya relatif rendah atau bahkan
tidak memerlukan biaya sama sekali. Jenis media grafis antara lain, gambar
diam, sketsa, diagram, grafik, charts, dan poster.[10]
d.
Papan
display. Gambar yang kadangkala tidak diroyeksikan membutuhkan tempat
mendisplay atau memajang. Papan untuk mendisplay antara lain,
papan tulis, whiteboards, copyboards, dan bulletin boards, yang
mana dapat digunakan sesuai kebutuhan.
2.
Media
proyeksi
Media yang
tergolong sebagai media proyeksi adalah overhead transparansi (OHT), slide,
filmstrip, dan opaque. Media tersebut diproyeksikan mengunakn alat
khusu yang dinamakan projektor. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
komputer dan video dapat diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus
yaitu LCD.
3.
Media
audio dan audiovisual
Media audio
merupakan media yag sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas serta
mudah dibawa. Misalnya penggunaan media audio untuk pelajaran bahasa, kita bisa
membandingkan pengucapan kita dengan pengucapan yang ada pada kaset. Bentuk
penyajian audio kaset dapat dikembangkan menjadi media yang tidak hanya
didengar namun juga dapat dilihat.
Apa yang
didengar dan dilihat berkaitan satu sama lain dan saling menguatakan atau lebih
dikenal dengan sebutan terintegrasi. Sesuatu yang dapat dapat dilihat tersebut
disesuaikan dengan apa yang didengar misalnya berupa media cetak seperti
gambar, grafis, peta, foto, diagram, tabel dan lain sebagainya. Informasi yang
didapat dari pendengaran dan penglihatan mampu memperkuat informasi yang
didapat oleh siswa.
Media
audiovisual memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai
alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk
memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak peserta didik melalang buana kemana
saja walau dibatasi dengan ruang kelas. Pengajar dapat memilih program-program
yang sesuai dengan materi pelajaran, menyaksikan bersama diruang kelas kemudian
mendiskusikannya.[11]
4.
Media
berbasis komputer
Sistem komputer
dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para
siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam
sistem komputer, inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis komputer.[12]
Penggunaan media perlu memperhaikan beberapa teknik agar dapat digunakan dengan
maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Arief S.
Sadiman dalam bukunya mengatakan bahwa ditinjau dari proses dan kesiapan
pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis yaitu, media yang
dimanfaatkan atau digunakan oleh guru, yaitu media yang sudah ada dipasaran
dalam keadaan siap pakai atau siap digunakan oleh guru (media by utilization)
dan media yang sengaja didesain atau dirancang oleh guru secara khusus untuk
keperluan dan tujuan pembelajaran tertentu. Dari pernyataan tersebut dapat
dikategorikan bahwa komputer merupakan media yang sengaja didesain sehingga
dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Multimedia
berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran
komputer sebagai sarana untuk menampilkan, merekayasa teks, grafik, dan suara
dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Multimedia berbasis komputer ini dapat
dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan
atau kompetensi tertentu misanya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang
yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa
menghadapi resiko jatuh.[13]
Multimedia kit,
dapat diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media
yang digunakan untuk menjelaskan suatu topik atau materi tertentu, yang
dilengkapi dengan study guide, lembar kerja dan modul. Multmedia kit
dapat juga digunakan langsung oleh peserta didik baik secara berkelompok maupun
individual dalam melakukan eksperimen mengenai prinsip dan mekanisme kerja
suatu benda. Tujuan utama penggunaan multimedia kit yaitu, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengamai secara langsung dan melakukan
eksperimen, meningkatkan rasa ingin tahu, dan memberikan suatu keputusan
terhadap apa yeng telah diuji cobakan.[14]
5.
Media
berbasis internet
Jaringan
komputer telah memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih luas, lebih
interaktif dan lebih fleksibel. Peserta didik dapat melakukan proses belajar
tanpa dibatas oleh ruang dan waktu, artiny jika ada fasilitas jaringan, peserta
didik dapat melakukan proses belajar dimana dan kapan saja. Kelebihan adanya
jaringan komputer adalah adaya kemungkinan bagi peserta didik untuk melakukan
interaksi dengan peserta didik, dan dengan pengajar diluar ruang kelas.
Saat ini
tekonologi internet telah memungkinkan setiap orang memperoleh akses yang lebih
besar terhadap beragam informasi yang tersedia. Tekonologi ini telah dimanfaatkan
secara luas mulai dari tingkat penddikan dasar samapi pada jenjang yang lebih
tinggi. Pemanfaatan komputer tersebut daat digunakan secara bervariasi,
pebelajaran dapat dlakukan secara penuh melaui komputer, namun dapat pula
dikombinasikan dengan tatap muka yang
telah menjadi bagian dari proses pembelajaran.[15]
E-learnng merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web
(web based learning), pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual dan
atau kelas digtal. Materi-materi dalam pembelajaran elektronik tersebut
kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio,
penyiaran melalui satelit, TV interaktif serta CD-ROM. Adapun karakteristk dari
e-learning yaitu, interaktivitas, kemandirian, aksesbilitas, dan pengayaan.[16]
E.
EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN PAI DENGAN MEDIA
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok
dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik mulai dari
sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Pendidikan Agama Islam merupakan
suatu usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam, dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.[17]
Alasan penggunaan teknologi informasi sangat bepengaruh dalam mencapai tujuan
pembelajaran PAI antara lain,
a.
Membantu
memotivasi peserta didik untuk belajar secara lebih menyenangkan
b.
Memustkan
peserta didik berperan aktif dalam pembelajarannya karena peserta ddik dapat
belajar sesuai tahap kemampuan sendiri dan dapat mengulangi materi yang ingin dipelajari
beberapa kali sampai mereka paham.
c.
Membolehkan
peserta didik memperoleh informasi secara lebih mudah
d.
Menyediakan
peluang belajar secara penemuan dan menjadikan peserta didik lebih mandiri
e.
Peserta
didik belajar lebih spontan, lebih natural dan berkesan berdasarkan model yang
disukainya
f.
Menggabungkan
berbagai media teknologi dapat mengembangkan pengalaman peserta didik dengan
menelaah pembelajaran sendiri dan tidak hanya menunggu untuk memperoleh
informasi secara pasif.
Adapaun lima tahap penggunaan teknologi seperti komputer akan
mempengaruhi perkembangan Pendidikan Agama Islam yaitu,
a)
Memperluas
ruang lingkup paradigma ilmu pendidikan Islam, baik dinegara Islam maupun bukan
Islam.
b)
Mewujudkan
integrasi pendidikan Islam dengan pendidikan modern dan juga dengan
bidang-bidang lainya seperti sains, ekonomi, sosial dan bidang profesional
lainnya.
c)
Menggunakan
dan mengeksploitas semua bentuk teknologi yang ada secara positif untuk
menjadikan pendidikan Islam sebagai dasar pengkajian ilmu pendidikan atau ilmu
lainnya
d)
Mewujudkan
suatu rangkaian pendidikan Islam sedunia
e)
Membina
konsep ketauhidan ilmu[18]
Dalam
proses pembelajaran, menggunakan media merupakan hal yang harus dilakukan, agar
proses pembelajaran berjalan secara mengasyikkan. Hal tersebut dikarenakan
mengajar merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku melalui melalui pengalaman-pengalaman. Baik
pengalaman langsung maupun tidak langsung. Pengalaman langsung adalah
pengalaman yang diperoleh melalui aktifitas sendiri pada situasi yang
sebenarnya. Misalnya memberikan pengalaman pelaksanaan wudhu, sholat berjamaah,
manasik haji, maka guru menyediakan tempat dan membimbingnya. Atau mungkn juga
pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajarinya
misalnya, melihat dan mempelajar candi borobudur, pengalaman melihat ka’bah dan
lain sebagainya.[19]
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari guru kepada murid sehingga terjadi sebuah proses
pembelajaran. Adapun kegunaan dari media pembelajaran antara lain,
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c.
Penggunaan
media pendidikan yang tepat dan bervariasi mampu mengatasi sikap pasif perserta
didik.
d.
Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya.
e.
Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.
f.
Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran.
Adapun model atau prosedur dalam pemilihan media yaitu sebagai
berikut,
1.
Model
flowchart yang mengunakan sistem pengguguran dalam pengambian keputusan
pemilihan.
2.
Model
matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai
seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.
Model
checklist yaitu menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan
Keefektivan pembelajaran PAI dapat dilihat dari tingkah laku
peserta didik, apakah materi yang diterima itu dapat diterapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAI menggunakan media dapat berjalan lebih
efektif dikarena siswa berperan aktif dalam pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.
Gunawan, Heri. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Agama Islam. Bandung:
Alfabeta.
Hamzah, dan
Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Idris. 2015. “Efektivitas Penggunaan Teknologi nformasi
dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Potensia. Vol. 1
No. 2, Juli-Desember 2015.
Rusman, dkk,
2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, Jakarta:
Rajawali Pers.
Sadiman, Arief S. Dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
[1] Arief S.
Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm., 6-7
[2] Ibid., Arief
s. Sadiman, dkk... hlm., 17
[3] Daryanto, Media
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm, 5-7
[4][4] Rusman, dkk, Pembelajaran
Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), hlm., 60
[5] Op.Cit., Daryanto....
hlm., 17-18
[6] Hamzah, dan
Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm., 122-123
[7] Op.Cit.,
Daryanto... hlm., 18
[8] Rusman, dkk, Pembelajaran
Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), hlm., 61
[9] Arief S.
Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm., 6-7
[9] Ibid., Arief
s. Sadiman, dkk... hlm., 87
[10] Hamzah, dan
Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm., 125-131
[11] Ibid., Hamzah....
hlm., 131-136
[12] Rusman, dkk, Pembelajaran
Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), hlm., 97
[13] Ibid., Rusman...
hlm., 105-106
[14] Op.Cit., Hamzah...
hlm., 139
[15] Ibid.,
Hamzah... hlm., 138-139
[16] Op.Cit.,
Rusman... hlm., 263
[17] Idris, “Efektivitas Penggunaan Teknologi nformasi
dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Potensia. Vol. 1
No. 2, Juli-Desember 2015, hlm, 186
[18] Ibid., Idris...
hlm., 188-189
[19] Heri Gunawan, Kurikulum
dan Pembelajaran Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm., 186